sdcs2
Home » Opini » Kamiludin, Sang Leader Dari Ujung Timur Jember

Kamiludin, Sang Leader Dari Ujung Timur Jember

456g

Oleh : Zainul Alim (*)

Mengenal Kamil – akrab saya memanggil Kamiludin, sejak awal sama-sama berproses di Laskar Sholawat Nusantara. Anak muda asli Jember yang lahir 26 Juli 1990, itu saya kenal sebagai aktivis mahasiswa di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember. Saat kuliah, dia aktif sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Kepedulian sosialnya pun, terlihat dan terus tumbuh saat dia bergabung Lazismu Jember. Sebuah lembaga zakat yang dikelola para aktivis Muhammadiyah. Tuntas pengabdiannya di Lazismu, dia pun mengabdikan dirinya sebagai pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kemensos, yang bertugas di Kecamatan Silo, Jember.

Tahun 2021 yang lalu, dia berpamitan hendak keluar dari PKH. Saya sempat kaget, karena dia sendiri yang mengaku, bahwa hidupnya semakin berarti bareng PKH. Maklum, selama menjadi pendamping PKH, semakin banyak warga desa miskin yang bisa dia bantu. Tentu, dengan fasilitas program Kemeterian Sosial.

Seketika itu juga, saya pun lega. Karena rupanya, Kamil hendak mengambil peran yang jauh lebih strategis. Keluar dari PKH, dia pun berniat mencalonkan diri menjadi Kades di desanya sendiri : Sidomulyo, Silo. Sebagai sesama anggota Laskar Sholawat Nusantara, saya dan kawan-kawan semakin bangga dengan keberaniannya.

Bersaing dengan dua calon lain yang jauh lebih tua darinya, rupanya Kamil berhasil meyakinkan mayoritas warga Sidomulyo. Dia pun memenangkan Pilkades. Sampai akhirnya, resmi dilantik Bupati Jember, di medio Desember 2021.

Saya mengingat janji kerjanya, yang digaungkan saat kampanye Pilkades. Dari 10 janji kerja prioritasnya, ada program desa peduli dhuafa dan anak yatim. Nah, di situ dia konsisten atas janjinya. Seperti yang diajarkan di Laskas Sholawat Nusantara : menepati janji kepada rakyat, bagian dari cinta nabi.

Benar saja, dua tahun berjalan menerima amanah sebagai Kades Sidomulyo, Silo, dua tahun pula dia rajin mengajak anak yatim di desanya, datang ke kota untuk belanja baju lebaran. Kamil pun tampil di depan memimpin rombongan.

Konsisten Memuliakan Anak Yatim

Sebanyak 112 anak yatim dari desanya, benar-benar dimuliakan. Bahkan saat diajak nge-mall ke Jember Roxi Square, mereka dibawa dengan 3 bus sekelas pariwisata. Masing-masing anak pun, dibebaskan belanja baju sesuai selera. Setiap anak, diberi duit Rp 500 ribu.

Duit yang diberikan Kamil, memang bukan dari kantong pribadinya. Melainkan hasil sewa tanah kas desa (TKD). Namun jika meniru kades yang lain, duit TKD di desanya itu bisa menjadi hak kepala desa. Resmi. Tidak melanggar hukum dan tentunga, Halal.

Namun Kamil teringat pesan gurunya. Bahwa menjadi seorang kades itu berat. Tetapi bisa saja lebih ringan, jika kades tak pernah mau “memakan” tanah bengkok. Berdasarkan pesan sang guru, dia pun berkontemplasi. Sampai akhirnya, tergagas program belanja baju lebaran untuk anak yatim.

Saya bertanya ke Kamil, ada berapa duit yang diterima dari 10,5 hektare TKD yang disewakan?. Ternyata cukup besar : Rp 212,5 juta pertahunnya. Duit sebanyak itu pun, semuanya tidak dia perkenankan masuk ke kantong pribadinya.

Kemudian bagaimana dengan sisanya?. Rupanya, Kamil masih memiliki dua program turunan untuk membahagiakan anak yatim. Yaitu tabungan pendidikan dan kehiatan usaha produktif. Semua duit dari menyewakan TKD-nya itu, harus habis untuk program anak yatim tersebut.

Bicara soal tabungan pendidikan, rupanya Kamil punya cara yang cukup visioner dan aman dari penyelewengan. Duit Rp 1 juta untuk biaya sekolah anak yatim itu, dia distribusikan ke masing-masing anak, melalui bendahara sekolah. Sehingga duit pendidikan, benar-benar untuk biaya sekolah. Karena tidak sampai di tangan keluarga penerima.

Supaya ada kontrol yang ketat, bendahara sekolah para siswa itu, menerima duit Rp 1 juta untuk anak didiknya, dalam model 4 termin. Semua laporannya pun berbasis akuntabilitas.

Sementara untuk kegiatan produktif anak yatim, pihaknya pun memfasilitasi koperasi konsumen. Konsentrasinya, program UMKM dan simpan pinjam yang sahamnya 100 persen milik anak yatim.

Sebagai sahabat perjuangan di Laskas Sholawat Nusantara, saya pun bangga dengan langkah dan capaian kerja yang dilakukan Kamil. Sehingga tidak salah, publik menyematkan julukan Mas Kades Produktif Visioner. Teruslah bergerak, peduli, untuk kaum lemah brother… Allahumma shalli ‘alaa Muhammad.

Penulis adalah Ketua Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Tanggul (*)

TAG :

REKOMENDASI UNTUK ANDA

TERKINI LAINNYA

Mau Camping Ala Keluarga Oppa Korea? Dira Kencong Aja!!!

Di pinggir persawahan. Di bawah bukit buatan. Meski terasa ada di pinggiran pedesaan, menyerupai pegunungan,…

Guru Ngaji Desa Tanggul Kulon Cair, Pemkab Kapan?

Guru ngaji menjadi salah satu garda penjaga moril, generasi penerus yang perlu diperhatikan. Bentuk kongkrit…

Raport Merah untuk KPU dan Bawaslu Jember

Front Mahasiswa Jember yang merupakan gabungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, mulai berani speak up…

Support Polsek Tanggul untuk Alorsi Volleyball

Polsek Tanggul kembali menunjukkan kepedulian, ke sejumlah kelompok kegiatan masyarakat di wilayah hukumnya. Kali ini…

Kejutan Pak Babin dari Kades Arifin

Seperti biasanya di setiap Hari Jumat, tiga pilar Desa Tanggul Kulon, sholat berjamaah bergiliran di…

45f