[Liputan Khusus]
“Skandal” Bisnis Honda MPM Kebonsari (4)
Sri Wahyuni, mantan sales dealer resmi Honda MPM Kebonsari, terus menjadi teka-teki bagi para pembeli motor Honda, yang kemudian merasa menjadi korban penipuan. Posisi perempuan yang akrab disapa Yuni, seperti mantan karyawan dealer Honda yang begitu spesial diantara lainnya.
Yuni, sudah tercatat resign di dealer Honda MPM Kebonsari, sejak bulan September 2022. Meski dia sudah keluar dari dealer resmi Honda tersebut, namun bukan berarti dia tak memiliki peran lagi. Bahkan, posisinya seolah naik bertingkat-tingkat dari sekedar seorang sales.
Tim redaksi Indikator Plus, mencoba mendatangi rumah Yuni, yang ada di sekitaran Sumuran Ajung, Jember. Dia sudah tidak ada di rumahnya. Beberapa informasi menyebut, sejak kasusnya mencuat sekitar sebulanan yang lalu, dia kabur bareng suaminya. Entah kemana?.
Namun di rumahnya, masih terlihat sisa-sisa semacam showroom khusus motor baru Honda. Nah ini yang disebut Yuni naik posisi. Semula hanya sales, keluar dari perusahaannya, dia sudah mampu mendirikan showroom motor Honda yang diberinya nama Yuni Motor.
Tak sekedar memasang foto sejumlah motor pabrikan Honda. Showroom motor Honda di rumah Yuni, terpasang logo MPM Kebonsari. Seolah ingin melegitimasi, bahwa showroom di rumahnya tersebut memang resmi milik MPM Kebonsari.
Supaya ada pencerahan, jurnalis Indikator Plus, mencoba mengkonfirmasi ke Nur Azizah – Corporate Communication Honda MPM Pusat di Surabaya. Ternyata kata pihak MPM Pusat, bahwa benar sebulan setelah Yuni resign dari MPM Kebonsari, rumahnya disewa untuk tempat pameran MPM Kebonsari di Bulan Oktober hingga Desember 2022.
“Kenapa (showroom) di rumah Yuni?, karena kita sewa untuk pameran dan mengcover daerah situ,” ungkap Nur Azizah melalui sambungan telepon selulernya. Tapi dia menegaskan, meski showroom-nya ada di rumah pribadi Yuni, namun di sana ada sales MPM Kebonsari yang bertugas menjaga.
Keberadaan sales MPM Kebonsari yang bertugas di showroom Yuni Motor, dibenarkan oleh pengacara bernama Budi Hariyanto, SH. Kata Budi, salah satu sales yang ditugaskan MPM Kebonsari, ialah klien-nya yang bernama Umam. “Selain mendapat kuasa dari Saudara Umam, ada juga sales yang bernama Tutik,” katanya.
Kedua sales yang posisinya ada di paling bawah ini, setelah kaburnya Yuni entah kemana, seolah dipaksa oleh pihak dealer Honda MPM Kebonsari, menjadi pihak yang bertanggungjawab, menggantikan pelaku utama yang menjadi otak dari biang masalah. “Bagi kami sebagai penasehat hukum mereka berdua, ini sangat tidak adil,” tegasnya.
Masih kata Budi, kedua sales yang kini sudah dinonaktifkan oleh pihak dealernya, seolah menjadi tumbal untuk menutupi bobroknya sistem di MPM Kebonsari. “Kedua klien kami ini seolah mau ditumbalkan. Padahal, pertama mereka bertugas atas perintah pimpinannya. Kedua, uang konsumen dari setiap transaksinya semua diterima Yuni,” ungkapnya.
Seharusnya, adanya masalah dan Yuni yang menghilang, pihak perusahaan yang tanggungjawab mengganti semua kerugian konsumennya. Terlebih, beberapa konsumen yang mengaku jadi korban, transaksi pelunasan maupun DP kredit motor yang dipesan, terjadi di dalam kantor dealer Honda MPM Kebonsari. (Bersambung)
Penulis : Haris Arifin dan Rully Efendi
