[Liputan Khusus]
“Skandal” Bisnis Honda MPM Kebonsari (6)
Modusnya mirip dengan korban lainnya. Bermaksud membeli motor via dealer Honda MPM Kebonsari. Sama-sama ditangani Sri Wahyuni, atau yang akrab sapa Yuni. Namun nasib pemuda asal Jember yang satu ini, cukup mujur karena setelah hampir 2 bulan lamanya, motor matic yang dibelinya dari Yuni, akhirnya dikirim oleh pihak dealer.
Namanya Agung Hadi Winoto. Dia nyaris apes dan duit Rp 22.900.000 miliknya, hampir hilang begitu saja. Sulung dari empat bersaudara ini, membeli motor Scoopy di dealer resmi Honda MPM Kebonsari. Sudah membayar kontan sejak 31 Januari 2023. Namun motornya baru diantar : Sabtu 25 Maret 2023 yang lalu.
Mulanya, dia memesan motor via telepon di nomer resmi dealer Honda MPM Kebonsari. Dia menanyakan harga motor Scoopy warna putih. Kemudian pihak dealer yang menerima sambungan teleponnya, merekomendasikan untuk menghubungi Yuni. Hasil komunikasi dengan Yuni, muncul harga net Rp 22.900.000. “Saya menyampaikan mau membeli kontan,” katanya.
Tak lama setelah deal harga dengan Yuni, ada dua orang yang mengaku sales Honda MPM Kebonsari datang ke rumahnya. Mereka ternyata Yuni dan Umam. Keduanya menyampaikan, bahwa untuk Scoopy putih tidak bisa langsung ada. Butuh waktu dua harian. “Yuni menyampaikan jika harus indent, saya diminta membayar lunas,” akunya.
Umam saat dikonfirmasi jurnalis Indikator Plus, mengakui bahwa dia diajak Yuni. Hal demikian sering terjadi. Karena Yuni sudah bukan lagi sales MPM Kebonsari, setelah resign di September 2022 lalu. “Saya ditelepon Mbak Yuni. Diajak menemui ke rumah Mas Agung, yang mau realisasi pembelian,” akunya.
Karena mendambakan Scoopy putih, Agung pun merelakan meski harus menunggu beberapa hari. “Saya sampaikan, bersedia membayar kontan asal bukti pembayaran resmi dari dealer MPM Kebonsari,” kata Agung.
Kedua orang yang mengaku sales itu pun, menyanggupi permintaan Agung. Sampai akhirnya, Agung menerima kwitansi yang diinginkan. Tertulis di kwitansi tersebut, pelunasan pembelian motor lengkap dengan nama kasir Hapsari. Pun demikian stempel basah PT. Mitra Pinasthika Mustika.
Beruntung, Agung sempat mengambil foto kedua orang yang mengaku sales, saat menerima duit pelunasan darinya. Selang beberapa waktu, ternyata motornya tak kunjung diantar ke rumahnya. Salah seorang sales yang dikenalnya dengan nama Yuni, dia kontak aktif meski kemudian HP-nya tak bisa dihubungi lagi.
Beberapa orang yang bekerja di MPM, sampai kepala cabang MPM Kebonsari, dikonfirmasinya bersama sang ayah. Pertama, pihak dealer mengakui bahwa orang yang datang ke rumahnya karyawan bagian pemasaran. Namun Yuni, ternyata hanya mantan karyawan MPM Kebonsari. Sedangkan Umam, saat itu masih berstatus sales.
Agung semakin bingung, karena duit pelunasan sudah dibayar, namun motornya tak kunjung dia terima. Dia tambah gelisah, sebab di Hari Jumat (24/3/2023), membaca berita online bahwa orang dealer yang kerumahnya bermasalah dengan hukum. Kasusnya sama, dilaporkan ke polisi karena pembeli motor, sudah bayar lunas namun unit motornya tidak dikirim ke rumah korban.
Dibantu ayahnya, Agung menghubungi pihak pimpinan dealer Honda MPM Kebonsari. Kemudian di hari Sabtu (25/3/2023), datang pria yang mengaku bernama Ratno, menemui ayahnya di rumah yang bersangkutan. “Ayah menekannya, supaya motor pesanan saya segera dikirim. Ayah sempat mengancam, jika tidak segera dikirim bakal melapor ke Polda,” katanya.
Ancaman melapor ke polisi, bukan hanya untuk Yuni. Melainkan juga bakal diarahkan ke pihak manajemen dealer Honda MPM Kebonsari. Sebab yang diyakini Agung dan ayahnya, mereka mengenal Yuni dari pihak dealer yang menerima telepon-nya.
Selain mengancam laporan ke polisi, ayah Agung yang banyak dikenal warga Jember sebagai tokoh media, juga sempat mengancam bakal membuat viral. “Mungkin karena takut reputasinya rusak, tahu ayah orang media, akhirnya unit yang menjadi hak saya, diserahkan setelah hampir 2 bulan bayar lunas,” tuturnya.
Setelah mendapat ancaman dari ayahnya, pihak dealer Honda MPM Kebonsari yang ke rumahnya, berjanji sampai membuat surat pernyataan bermaterai, bakal segera mengirim motor pesanan Agung. Benar saja akhirnya, motor yang dipesan langsung diantar ke rumahnya, sekitar pukul 15.00 di hari yang sama.
Karena motornya sudah dikirim, niatan melaporkan pihak dealer Honda MPM ke polisi, akhirnya urung dilakukan keluarga Agung. “Sudah hampir dua bulan, motor tidak kunjung dikirim. Saat dikonfirmasi, selalu tidak ada kejelasan. Semakin takut uang saya hilang, setelah baca berita bahwa ada kasus di MPM Kebonsari,” bebernya. (Bersambung)
Penulis : Haris Arifin dan Rully Efendi