PERINGATAN !!!. Artikel ini berisi berita kekerasan eksplisit. Tidak ditujukan untuk menginspirasi atau meniru kekerasan yang sama. Jika pembaca merasa tidak nyaman, diminta untuk mempertimbangkan agar berhenti membacanya dan bisa melanjutkan dengan bantuan pendamping profesional.
Indikatorplus, Jember – Sejumlah saksi meyakini pelaku mengalami depresi. Beberapa warga di sekitaran rumahnya, mengenal pelaku sebagai pecandu game online. Bahkan, karena parahnya stres, keluarganya pun sempat meminta orang pinter meruqiyahnya.
Menurut narasumber Indikatorplus yang enggan namanya ditulis, mengakui bahwa sekitar empat harian terakhir, gejala depresi pelaku mulai mencuat. “Sering komat-kamit nggak jelas. Memandang orang di sekitarnya dengan tatapan sinis. Menakutkan,” katanya.
Pada hari Minggu 26 Januari 2025, malam, pelaku oleh keluarganya sempat diobati ke orang pintar. Namun pelaku berontak. Bahkan melarikan diri. “Bapaknya Haji Zen, mengejar pelaku yang lari keluar rumah. Lari kayak orang kesurupan,” imbuhnya.
Semakin membuat gempar, beberapa menit memasuki hari Senin 27 Januari 2025, sudah ramai bahwa pelaku mengamuk bersenjatakan parang. Bahkan, pelaku sudah memenggal kepala bapaknya hingga terpisah dari tubuhnya.
Tidak hanya Haji Zen-sapaan Zainal Arifin, Kasim yang ada di lokasi kejadian juga terkena sabetan parang yang dipegang pelaku. Haji Zen meninggal di tempat kejadian, sementara Karim dilarikan ke RSD dr. Soebandi Jember.
Pelaku yang sadar telah memenggal bapaknya, berusaha bunuh diri dengan menyayat lehernya. Tubuhnya terluka namun tidak meninggal. Pelaku yang terluka di bawa ke RSD Balung, untuk kemudian mendapatkan pengobatan. (Haris-Rully)