JEMBER, Indikator – Kepala Desa (Kades) Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari, sedang disorot warganya sendiri. Sejumlah warganya mengaku kecewa, karena ada jalan desanya rusak tak kunjung dibangun.
Sebenarnya jalan yang diminta tersebut, merupakan jalan di lahan PTPN. Sehingga Kades Curahkalong, Abdul Kadir, mengalami kendala prosedur administrasi. Kemudian kades mengalihkan skala prioritas pembangunan, ke sejumlah jalan pelosok untuk dipaving.
Sejumlah warga Curahkalong yang membentuk front bernama Aliansi Masyarakat Peduli Desa (AMPD), menuntut Kades Curahkalong mengeluarkan semua laporan pertanggungjawaban pembangunan desa, selama Kades Kadir memimpin kedua kalinya di Curahkalong. “Kami menilai ada miskomunikasi,” kata Purnanto.
Purnanto bukan Kades Curahkalong. Dia merupakan Kepala Desa Badean, terpilih 3 periode. Kades yang dua kali Pilkades, tanpa ada lawan tanding, sehingga harus maju melawan istrinya. Purnanto ditunjuk sebagai koordinator kepala desa se-kecamatan Bangsalsari.
Saat audiensi Muspika dan warga Curahkalong digelar di Kantor Kecamatan Bangsalsari, Selasa, 25 Februari 2025, Purnanto duduk di depan sejajar dengan camat, kapolsek dan komandan Koramil Bangsalsari.
Purnanto tak sendirian, tampak juga sejumlah kepala desa hadir di Kantor Kecamatan Bangsalsari. Hanya saja sosok Kadir, Kades Curahkalong yang tidak hadir. “Pak Kadir sakit. Beliau memang sakit-sakitan akhir-akhir ini. Sebagai koordinator, saya mewakili beliau,” tegas Purnanto, menunjukkan sikap solidaritasnya.
Meski harus berhadapan dengan sejumlah aktivis AMPD yang sedang memprotes sejawatnya, Purnanto tampak tenang saat berdialog. Dia menegaskan tidak anti kritik. “Sampaikan segala aspirasinya. Kami akan tindak lanjuti,” tegas Purnanto.
Terlihat memanas beberapa saat. Namun rupanya para warga Curahkalong, segan berhadapan dengan Purnanto. “Pak Pur memang bagus di Badean. Desa lainnya bagus. Tapi tidak untuk desa kami,” kata pria asal Curahkalong.
Camat Bangsalsari, Basukik, menjamin kepada warga Curahkalong, bahwa pihaknya sudah mendorong PPID di masing-masing desa se-kecamatan Bangsalsari. “Tinggal menyiapkan staf PPID-nya,” janjinya.
Kata Basukik, kades di Kecamatan Bangsalsari sangat antusias dengan optimalisasi PPID. Sebab sejatinya, transparansi anggaran dan keterbukaan informasi publik sudah berjalan. “Tinggal mengoptimalkan saja,” pungkasnya. (*)