Guru ngaji menjadi salah satu garda penjaga moril, generasi penerus yang perlu diperhatikan. Bentuk kongkrit yang sudah dilakukan Pemdes Tanggul Kulon, dengan memberi insentif bersumber dana desa (DD).
Para guru ngaji di Tanggul Kulon, sudah menerima insentif masing-masing Rp 400 ribu, yang diserahkan di kantor desa, Jumat (5/4/2024) malam. “Sengaja kami serahkan menjelang idul fitri, Setidaknya bisa membantu meringankan kebutuhan lebaran,” kata Kades Tanggul Kulon, Arifin Wahyuono.
Kata Arifin, guru ngaji yang menerima insentif ada 60 orang. Disesuaikan dengan postur anggaran DD, sesuai dengan skala prioritas pembangunan. Mereka dipilih dari total 20 RW se desa Tanggul Kulon.
Menariknya, proses menentukan guru ngaji yang menerima insentif, melibatkan RT/RW di desanya. “Kami memastikan penerima tepat sasaran sesuai kriteria. RT/RW kami yakini lebih mengenal guru ngaji yang benar-benar aktif mengajar,” terangnya.
Seperti yang disampaikan Kades Arifin, guru ngaji yang berhak menerima insentif harus ada mushollah, santri dan kegiatan belajar-mengajar. “Pengurus RT/RW sudah teruji saat kami mintai tolong mendata BLT DD dan kami evaluasi kinerjanya tepat sasaran,” pujinya.
Salah seorang guru ngaji di Tanggul Kulon, Ustadz Ahmad Shofi, mengapresiasi penyerahan insentif guru ngaji yang dinilai momentumnya tepat. “Alhamdulillah setidaknya kebijakan pak kades, uang insentif yang kami terima bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lebaran,” tuturnya.
Ustadz Shofi pun mengakui, dirinya juga tercatat sebagai penerima insentif guru ngaji di kabupaten. Namun diakuinya untuk tahun 2024, guru ngaji belum menerima insentif dari Pemkab Jember. (*)