sdcs2
Home » Economics » Lemah Cuan, Pertanian Tak Diminati Pemuda

Lemah Cuan, Pertanian Tak Diminati Pemuda

456g

Sektor pertanian nyaris tak dilirik kalangan muda, sebagai pekerjaan yang menghasilkan cuan. Berbagai persoalan menjadi alasan mereka, enggan menjadi petani. Semakin menghantuinya, karena petani sering dihadapkan dengan resiko kerugian besar.

Masalah klasik pertanian, rupanya bukan hanya karena faktor alam. Melainkan kelangkaan pupuk bersubsidi, dan hasil panen yang tak bisa laku dengan harga yang diharapkan. Belum lagi harga sewa lahan yang semakin mahal. Alhasil, petani terus menangis berkepanjangan.

Masalah kelangkaan pupuk bersubsidi, sudah ramai jadi perbincangan dewan dan eksekutif di Jember. Bahkan terkuak di tahun 2022, Ketua Komisi B DPRD Jember, Siswono, menyebut ada beberapa kecamatan di Jember, alokasi pupuk subsidi turun hingga 50 persen. Penyebabnya ada aturan baru, yang mencoret alokasi pupuk bersubsidi untuk petani tembakau dan jeruk.

Semakin pelik masalah pertanian, ketika fakta yang menyebutkan bahwa petani di Jember tak mampu menyuplai kebutuhan pangan lokal. Kemudian, Bulog Jember harus mendatangkan 300 ton beras import dari Vietnam.

Seperti yang dikutip Kantor Berita Antara. Bahwa Kepala Bulog Subdivre Jember Ahmad Mustari, menyatakan stok beras dalam negeri di gudang Bulog Jember sekitar 380 ton. “Jumlah tersebut tentu mengkhawatirkan karena operasi pasar yang digelar Disperindag terus berjalan,” katanya.

Ia mengatakan Bulog meminta tambahan stok beras impor dari Vietnam di gudang Bulog Surabaya utara, untuk mengantisipasi agar Bulog Jember tidak kekurangan stok beras. “Beras impor sebanyak 300 ton itu sudah masuk ke gudang Bulog Jember pada Selasa (21/2/2023), namun permintaan awal kami sebanyak 500 ton untuk menjaga ketersediaan stok beras di gudang,” tuturnya.

Puslantani Bisa Jadi Inspirasi Berdayakan Petani

Hari Putri Lestari, anggota Komisi E DPRD Jember Dapil Jember-Lumajang, menilai ada beberapa solusi yang perlu dibenahi, agar petani tidak lagi kebingungan memperoleh pupuk, supaya produktivitasnya tetap terjaga dan tentunya, tidak lagi mengancam pendapatan mereka.

Puslantani, akronim Pusat Pelayanan Menuju Pertanian Mandiri yang diresmikan Sabtu (4/3/2023), salah satu solusi konkrit untuk petani. Puslantani yang menggaet petani jagung Jember hingga Lumajang, itu tak hanya berkumpulnya petani jagung. Melainkan rumah besar petani yang mampu menjadi penghubung dengan perusahaan penjual benih berkualitas.

“Manfaatnya, petani menanam benih jagung langsung ada kontrak pembeliannya,” kata politisi PDIP Jatim tersebut. Selain ada jaminan pasar saat panen, Puslantani juga memfasilitasi biaya produksi untuk pupuk selama masa tanam.

Tak hanya itu saja. Petani selain memperoleh benih gratis, anggotanya juga mendapat pendampingan dari petugas profesional Puslantani dan pihak pabrik. “Layanan itu diberikan secara gratis,” imbuhnya.

Bagi HPL sapaan akrabnya, apa yang dilakukan Puslantani harusnya menjadi inspirasi pemerintah daerah untuk mengadopsi langkah konkrit, Puslantani yang di-support akademisi perguruan tinggi kenamaan. (Rully Efendi)

REKOMENDASI UNTUK ANDA

TERKINI LAINNYA

Mau Camping Ala Keluarga Oppa Korea? Dira Kencong Aja!!!

Di pinggir persawahan. Di bawah bukit buatan. Meski terasa ada di pinggiran pedesaan, menyerupai pegunungan,…

Guru Ngaji Desa Tanggul Kulon Cair, Pemkab Kapan?

Guru ngaji menjadi salah satu garda penjaga moril, generasi penerus yang perlu diperhatikan. Bentuk kongkrit…

Raport Merah untuk KPU dan Bawaslu Jember

Front Mahasiswa Jember yang merupakan gabungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, mulai berani speak up…

Support Polsek Tanggul untuk Alorsi Volleyball

Polsek Tanggul kembali menunjukkan kepedulian, ke sejumlah kelompok kegiatan masyarakat di wilayah hukumnya. Kali ini…

Kejutan Pak Babin dari Kades Arifin

Seperti biasanya di setiap Hari Jumat, tiga pilar Desa Tanggul Kulon, sholat berjamaah bergiliran di…

45f