Giliran PDI Perjuangan Jember yang datang ke KPU mendaftarkan 50 bakal caleg-nya. Sebagai partai yang tergolong besar di Jember, partai pimpinan Arif Wibowo itu pun tampil all out. Berhasil “memerahkan” sepanjang rute kantor DPC PDI Perjuangan hingga KPU Jember.
Mereka mengarak 50 bakal caleg dengan menumpangi becak. Simpatisan dan kader banteng bulat moncong putih, ikut mengarak dengan konvoi kendaraan bermotor. Kemudian, ada musik khas Jember : patrol, yang ikut mengiringi kemeriahan.
Namun ada yang menarik diantara bakal caleg PDIP Jember. Wahyu Prayudi Nugroho, terpantau tak hanya jadi penumpang becak. Dia bergantian mengayuh becak. Mulanya dia jadi penumpang. Setelah itu bergantian penarik becaknya yang jadi penumpangnya.
Saat diwawancarai jurnalis Indikator Plus, sengaja bergantian karena kasihan melihat penarik becak yang sudah berumur tua, mulai ngos-ngosan mengayuh dari kantor PDIP ke KPU. “Tidak ada niat apa-apa. Kasihan saja. Saya ajak bergantian,” tuturnya.
Kata Wahyu Prayudi Nugroho, kesempatan mengayuh becak membuat dia merasakan betapa beratnya masyarakat kecil mencari nafkah untuk keluarganya. “Setidaknya ini bisa menjadi renungan saya pribadi. Saya harus sadar, bahwa nanti ketika saya ditakdirkan terpilih menjadi anggota dewan, nasib wong cilik begini yang perlu diperhatikan,” katanya.
Sebagai pengusaha yang pernah kuliah dan kerja di Jepang, sebenarnya soal ekonomi keluarganya sudah tuntas. Namun dia harus bertekad menjadi anggota dewan PDI Perjuangan, tak lain untuk menjadi pejuang masyarakat akar rumput. “Bu Mega berpesan kepada kami anak ideologisnya, bahwa nasib wong cilik harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Tak hanya konsen berjuang bersama PDI Perjuangan memenangkan Pemilu di Jember, Wahyu Prayudi Nugroho yang juga dipercaya menjadi Ketua Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK), juga konsisten melakukan pendampingan pelaku usaha mikro kecil menengah. Semua tak lain untuk mewujudkan cita-cita mulia founding fathers bangsa. (Rully Efendi)