Pemkab Jember rupanya benar-benar teledor. Soal sewa pesawat New Cessna Grand Caravan, sangat fatal karena tak melihat bibit, bebet, dan bobot, secara detail dan lalai tak berhati-hati, tentang PT. Amaya Alam Semesta.
Berhenti terbang sebelum selesai kontrak uji coba 3 bulan, disebut tanda-tanda keteledoran yang fatal. Terlebih, ada duit masuk dari Bank Jatim, hingga berjumlah Rp 1 miliar. Alhasil, pesoalan ini menjadi masalah. Bahkan, penegak hukum mulai mengendusnya.
Tim Indikator Plus, mencoba menelusuri kantor PT Amaya Alam Semesta, yang ada di Malang. Berbekal alamat yang tertera di Google, kami pun merapat ke Kota Malang.
Sesuai alamat yang kami temukan di Google, kantor PT. Amaya Alam Semesta itu ada di Jalan Kalpataru No. 54 RT. 007 RW. 001, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Tiba malam hari, kami pun menemukan fakta mengejutkan. Bahwa kantor “promotor” pesawat di Jember itu sudah tutup.
Tak sekedar tutup biasa. Ternyata, mereka sudah pindah dari alamat itu. Meski masih menempel nama perusahaannya. Tetapi yang pasti, sudah ada tulisan bahwa kantor itu disewakan.
Kami pun sempat bertanya ke warga sekitar. Katanya, kantor itu sudah tutup sekitar sebulanan. Namun kepastiannya ke mana, warga yang namanya enggan disebut itu, di mengaku tak tahu pindah ke mana.
Kami pun mencatat nomer HP marketing Era Victoria, yang menyewakan bekas kantor PT Amaya Alam Semesta. Namanya Iwan. Informasi dari Iwan tersebut, bahwa masa sewa PT Amaya Alam Semesta sudah habis dan tidak lagi diperpanjang. “Dulu dipakai kantor ini (PT.AAS, Red). Sekarang sudah pindah,” katanya.
Kemudian, Tim Indikator Plus sempat menanyakan harga sewanya. Iwan sebagai marketing Era Victoria, menyampaikan bahwa sewa pertahun untuk 3 lantai itu, Rp 50 juta. Kemudian saat ditanya logo PT. ASS yang masih tersisa, dia pun menyampaikan bisa mencopotnya.
PT. ASS Bukan Bergerak di Bisnis Pesawat Terbang
Seperti yang berhasil ditelusuri di Indokontraktor.com, profil PT. ASS sejatinya memang bukan bergerak di bidang bisnis pesawat terbang. Tertulis, bahwa perusahaan itu bergerak di bidang pelaksana konstruksi.
Kepastian portofolio itu, dinilai bahwa Pemkab Jember telah teledor mempercayai perusahaan konstruksi, menangani bisnis pesawat terbang yang dinilai cukup rumit dan tidak sembarangan orang yang bisa menjalankannya. (Rully Efendi)