Oleh : Zainul Alim (*)
Ruang sidang Komisi B DPRD Jember, terdengar suara saling sahut-sahutan antar anggota komisi, Selasa (7/3/2023) siang. Paling lantang, kedua pimpinan komisi B : Siswono dan David Handoko Seto. Siswono politisi Partai Gerindra yang Ketua Komisi B. Sedangkan David, Sekretaris Komisi B dari Partai NasDem.
Kepala Bank Jatim Cabang Jember, Wawan Budi Rachmanto, dicecar pertanyaan soal duit Rp 1 miliar, yang disetor ke PT. Amaya Alam Sejahtera (AAS), sebagai kompensasi pemasangan logo Bank Jatim di pesawat carter, yang disewa Pemkab Jember.
Semacam sponsor utama untuk branding logo Bank Jatim, di pesawat Grand New Cessana, yang hanya berkapasitas 12 penumpang. Kemudian wajar para pimpinan dewan, mempertanyakan keuantungan pihak bank, yang hanya memasang logonya di bagian kecil dari pesawat sewaan tersebut.
Kajian kritisnya begini : ketika pihak bank menganggap memasang logo untuk mengenalkan perusahaannya, apa iya harga Rp 1 miliar dinilai sepadan unuk dilihat 12 orang penumpang pesawat di sekali terbang?. Terlebih, pemasangan logonya tidak begitu mencolok. Hanya di bagian moncong dan kecil di badan pesawat.
Berikutnya, ketika komitmennya duit Bank Jatim membranding pesawat carter untuk 3 bulan, namun realitanya pesawat hanya terbang 1 bulan 10 hari, apa pihak Bank Jatim tidak merasa rugi waktu 1 bulan 20 hari?. Semisal saya jadi pimpinan Bank Jatim Cabang Jember, saya pastikan menggugat atas dasar wanprestasi.
Bagi saya, lumrah jika para anggota dewan meradang. Sebab semua tahu, Bank Jatim merupakan bank yang sebagian besar sahamnya milik Pemprov Jatim. Sedangkan para anggota DPRD Jember, bagian dari wakil rakyat Jawa Timur yang ada di Jember.
Semisal saya jadi pimpinan Bank Jatim Cabang Jember, tentu saya akan lebih peka ketimbang para anggota DPRD Jember. Saya akan riset terlebih dahulu, seberapa efektif menjadi sponsor pesawat kecil dengan dana yang begitu besar. Sebab jika dihitung, Rp 1 miliar untuk 3 bulan atau 90 hari, maka perharinya saja bisa lebih Rp 11 juta.
Kemudian jika dihitung kembali, durasi waktu yang hilang 1 bulan 20 hari atau 50 hari, karena pesawat carternya tak lagi terbang ke Jember, maka ada duit hangus sekitar Rp 550 jutaan. Duit setengah miliar rupiah lebih itu, apa tidak dihitung merugikan Bank Jatim?
Namun sayang, saya bukan pimpinan Bank Jatim Cabang Jember. Faktanya hari ini, Kepala Bank Jatim yang ada di Jember, tidak berfikiran sama atas kerugian duit banknya. Atau memang, ada deal lain di balik sengkurat kebijakan sewa pesawat dadakana ala-ala Bupati Hendy?.
(*) Penulis adalah Direktur Indikator Plus
Comments are closed.